Kamis, 15 Mei 2014

KULIAH UMUM 14 MEI 2014


Nama                                 : Dr. Ir. Haidar Bagir, MA
Tempat, Tanggal Lahir    : Solo, 20 Februari 1957
Anak                                  : Muhammad Irfan, Mustafa Kamil, Ali Riza, Syarifa Rahima
            Beliau merupakan pembicara di kuliah umum Manajemen Pendidikan dengan tema membangun kewirausahaan pendidikan, Presiden direktur salah satu penerbitan terkemuka Indonesia, PT. Mizan Publishing; Ketua yayasan pendidikan Lazuardi Hayati; Direktur dan pendiri  sekolah Madina Ilmu; Pengajar di London’s Islamic College for Advances di Jakarta. Gelar sarjana di raih di ITB (1982). Ia dua kali  menerima beasiswa  fullbright untuk riset  pasca sarjana dan doctoral  di Universitas Harvard AS. Pendidikan pascasarjana  di pusat studi timur tengah  Harvard University AS (1990-1992) dan gelar doktor diraih dari Univeritas Indinesia (UI) jurusan filsafat (2005) dengan disertasinya tentang Perbandingan Pemikiran Mulla Sadra dan Heidegger. Sejak tahun 1982 menjadi presiden direktur PT. Mizan Pubishing. Berperan dalam dunia buku-buku Islam dan juga pendidikan,beliau akrab terdengar sejak era tahun 1990-an. Ia merupakan direktur utama penerbit buku-buku Islam terkemuka di Indonesia, PT. Mizan Publika. Ia juga membidangi  beberapa sekolah unggulan dengan fasilitas yang lengkap, diantaranya SD Lazuardi, SMU (plus) Muthahari di Bandung dan juga di Jakarta. Selain berbagai beasiswa penelitian dan piagam lainnya. Beliau  telah menulis sejumlah besar artikel dan 6 buku, termasuk buku saku tentang filsafat dan mistisme Islam (tasauf). Beberapa penghargaan keilmuan internasional juga pernah diraih oleh Beliau, termasuk Science and Religion Course Award dari The Centre for Theology and Natural Sciences (CTNS), Berkeley, California, Amerika Serikat pada tahun 2002/2003. Pada tahun 2008 Beliau ditunjuk sebagai satu dari sepuluh Best CEO’s versi Majalah SWA, dan menjadi Tokoh Perbukuan Islam Indonesia 2008 pilihan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Jakarta. Beliau sedang mempersiapkan tantangan era digital. Menurutnya, buku yang menggunakan medium kertas sebentar lagi akan ditinggalkan. Beliau mencontohkan kaset yang tergantikan CD, begitu pula dalam soal buku, pasar akan melirik medium digital. "Saya kira dua tahun lagi dampaknya akan terasa. Kalau lima tahun kemudian, sudah sangat memukul. Kita baru mencoba aplikasi dua buku. Ternyata dalam dua hari sudah diunduh 2000 orang," jelasnya. Namun, masalah finansial muncul. Beliau mengaku saat ini content digital belum menjanjikan keuntungan. Sebab, pengguna terbiasa mendapatkan secara gratis. Demikian inovasi beliau yang puluhan tahun bergelut dalam ranah penerbitan serta pendidikan.  Dirinya mengaku terpanggil lantaran hasrat untuk menjadi pencerah lewat edukasi sekaligus dakwah. Beliau juga menjadi sosok kunci dalam film dalam negeri berkualitas. Lewat Mizan Production, kini film-film bertema pendidikan, budaya, dan agama wira-wiri di bioskop hingga layar tancap di pelosok desa. Berawal desakan Andrea Hirata yang "memaksa" salah satu novel tetraloginya, Laskar Pelangi dijadikan tontonan layar lebar. "Film dari buku fenomenal itu digarap kerja sama dengan Miles Film. Alhamdulilah berhasil. Bahkan, penontonnya paling banyak dalam sejarah film Indonesia, Memang film Laskar Pelangi yang rilis 25 September 2008 langsung menyihir. Hampir mencapai 5 juta penonton, menjadi pemecah rekor film dengan penonton terbanyak. Jumlah ini melebihi film Ayat-ayat Cinta, yang sebelumnya ditetapkan MURI sebagai film paling banyak ditonton dengan mencapai 3 juta lebih saja. Film kedua berjudul Garuda di Dadaku pun sukses meski tak sebesar yang perdana. Dan inipun terbalik dari yang sebelumnya, awalnya di mulai dari buku dan menjadi film namun garuda didadaku ini dimulai dari film dan di buat menjadi buku. Dari sinilah Haidar meretas Mizan Production menjelma sebagai salah satu raksasa penggerak film inspiratif. "Bahkan, 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta menang Piala Citra sebagai film cerita terbaik. Pemainnya juga dapat penghargaan. Ini diangkat dari dua novel karangan Ben Sohib bernama asli Ali Shahab yang berjudul Da Peci Code dan Rosid dan Delia.
Film berjudul Ambilkan Bulan, disutradarai Ifa Isfansyah. Bekerja sama dengan Falcon Pictures, film ini merupakan kisah musikal anak-anak yang menampilkan lagu-lagu legendaris karya AT Mahmud. Bagi Haidar, ini berangkat dari keprihatinan terhadap budaya anak-anak yang mati suri. Memang bukan dari buku tapi diharapkan bisa menghidupkan gairah lagu anak. Lagu-lagu AT Mahmud dinyanyikan oleh tujuh band nusantara ternama. Namun, beliau sebenarnya lagi menahan diri untuk terjun bebas. Sebab, menurut hitungan, prospek film Indonesia jelek, padahal dalam film layar lebar, biaya produksinya begitu besar, terlebih tema pendidikan. Dan beliau pun melirik dalam dunia Film Television Movie (FTV). Alasannya FTV lebih murah tetapi punya pengaruh besar akibat besarnya jumlah penonton ketimbang layar lebar. Apalagi risiko lebih kecil, meski prospek keuntungan tak sebesar film layar lebar. Hal ini bukan berarti beliau meninggalkan layar lebar. Timnya tetap memilih buku yang cocok, utamanya best seller untuk menjadi film layar lebar atau FTV. Misalnya, Mizan Production sedang syuting film yang disutradarai Hanung Bramantyo. Kisahnya menukil novel Perahu Kertas karangan Dewi Lestari. "Ada pula persiapan film soal Ibu Inggrit Ganarsih, istri pertama Soekarno. Dari bidang pendidikan, Haidar sukses pula di bisnis film. Toh ia belum puas. Kini ia merambah pula ke sektor penerbitan buku digital.
MC Dari 2013
Seni Musik MP
Seni Tari
Dibuka dengan penampilan musik dan tari, acara semakin bertambah meriah dengan didampingi MC yang interaktif. Dengan dimoderatori oleh Ketua Jurusan Dr. Nurhattati Fuad, M.Pd, kuliah umum berjalan secara menarik dan kondusif. Meskipun terdapat beberapa halangan, namun Alhamdulillah acara inti berjalan dengan lancar. Pembicara membawakan materi mengenai "Konsep Mengelola Sekolah Berkualitas", dimana materi terbagi menjadi dua, yaitu pembahasan mengenai perubahan paradigma dan nilai seorang pendidik, serta pengelolaan sekolah secara garis besar.
"Pendidik adalah wakil Tuhan, pewaris para Nabi!" begitu ungkapan beliau dengan sangat antusias, dimana beliau mencoba untuk merubah paradigma dan nilai yang mungkin sudah melekat dalam diri kita. Ketika mungkin kita merasa terlanjur masuk ke dalam dunia pendidikan, beliau berseru "Pikirkan ulang keputusan kalian! Ditangan kalianlah, hitam putih generasi bangsa penerus masa depan akan ditentukan. Belajarlah mencintai menjadi seorang pendidik, karena pendidik adalah pekerjaan yang paling dekat ke surga.
Beliau juga menceritakan tentang kisah tiga tukang batu. Tukang batu pertama sedang menumpuk batu bata secara teratur. Ketika ditanya, dia menjawab "saya sedang membangun sebuah tembok.". Tukang batu yang kedua, tidak jauh dari lokasi tukang batu pertama, sedang melakukan hal yang sama. Ketika ditanya, ia menjawab "Saya sedang membangun sebuah rumah.". Tak jauh dari lokasi tersebut, ada tukang batu ketiga yang sedang melakukan hal yang sama. Ketika ditanya, ia menjawab "Saya sedang membangun rumah baru yang sederhana, yang nantinya akan ditinggali oleh keluarga baru yang bahagia dengan putra putri mereka.". "Dengan upah yang sama, terik matahari yang sama, lelah yang sama, ketiga tukang batu tersebut dijamin akan menghasilkan pekerjaan yang berbeda." tegas pak Haidar. Tukang batu yang ketiga pasti akan menghasilkan rumah yang lebih sempurna dibanding yang kedua atau yang pertama, karena ia bekerja dengan hati, bukan cuma otot dan otak saja. Begitulah pak Haidar menjelaskan, bahwa nanti sebagai calon pendidik, kita harus memiliki passion untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan berkualitas. Menurut beliau dari semua pengalaman di bidang bisnis yang beliau geluti, di bidang kewirausahaan pendidikan lah yang tersulit untuk di geluti namun pendidikan yang berkualitas, di tekankan olehnya, karena baginya pendidikan adalah wakil tuhan pewaris nabi, yang bergelut di dalam dunia pendidikan adalah orang yang paling dekat dengan surga bila menjalani amanah dengan baik ,namun berbanding lurus dengan resiko yang di terimanya yaitu paling beresiko masuk neraka yang paling dasar bila amanahnya tidak di jalankan dengan baik, karena harus di sadari pendidik adalah sesorang yang mewarnai kehidupan seseorang hitam putihnya, mau di bentuk seperti apa peserta didiknya tergantung dari guru yang mengajarkannya, oleh sebab itu pendidik haruslah orang-orang yangbekerja memaki hati.
Memang agak tinggi kalau kita sudah mengatakan working with passion. Luar biasa, bekerja dengan setulus hati adalah perilaku langka. Anda bisa bayangkan bagaimana seseorang yang bisa menjalankan pekerjaan dengan setulus hati semantara di sisi lain dia menyimpan sejumlah keinginan yang terbentur pada ketidak berdayaan sebagai pegawai. Mungkinkah seorang pegawai memiliki ruh working with passion? Tentu saja ada kemungkinan walaupun sangat sedikit. Mungkin karena sangat sedikitnya orang yang bertulus hati, seperti mencari jarum dalam jerami. Belajarlah untuk mencintai pekerjaan sebagai tanda-tanda tuhan karena dengan mencintai pekerjaan kita pun belajar mencintai arti adanya tuhan. Menenun pakaian dengan benang di tarik dari hatimu bekerja bukan saja menggunakan tangan,mata, bahkan otak saja,namun bekerja harus menggunakan hati karena kerja hati akan membuat lebih nyaman bukan bekerja karena keterpaksaan. Pendidik itu meliputi semua orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar meliputi guru yang mengajar di dalam kelas, tata usaha yang mengurusi administrasi pun turut dalam proses belajar mengajar, bahkan satpam yang menjaga sekolah bukan hanya menjaga sekolah tugasnya namun satpam pun berperan dalam proses belajar mengajar siswa karena proses belajar yang baik itu adalah menjadikan contoh terhadap peserta didik seperti satpam yang harus menyapa dan member senyuman terbaiknya kepada setiap siswa yang ia lihat sehingga siswa itu mencontohkan sikap satpam yang ramah, ob sebagai pembersih sekolah pun turut andil dalam proses belajar mengajar karena merekalah yang menunjang kebersihan sekolah sehingga proses belajar mengajar menjadi nyaman, maka tugas ob pun bukan hanya sebagai petugas kebersihan di sekolah namun ob pun harus menyapa dan memberikan senyuman terbaik untuk siswa sehingga siswa dapat contoh yang baik dari segala hal, pendidik harus bekerja iklas . Namun tak di pungkiri kadang-kadang kita merasa tersiksa dengan pekerjaan kita. Tapi seharusnya kita tak perlu tersiksa dengan pekerjaan itu. Caranya adalah akuilah dalam lubuk hati kita bahwa pekerjaan kita adalah kewajiban kita.  Kewajiban kita tentunya tidak harus dikerjakan orang lain. kalau pekerjaan kita dikerjakan oleh orang lain, maka itu artinya kita menjadi orang yang tidak bertanggungjawab atas kewajiban kita.
Ada beberapa sebab orang merasa tidak nyaman dan tersiksa dengan pekerjaannya:
  1. Karena bekerja dengan pamrih, yakni mengharapkan sesuatu, mulai dari hal-hal yang kecil seperti pujian, bahkan sampai pada hal yang mendasarkan seperti kebutuhan hidup. Kemudian yang diharapkan itu tidak didapatkan dalam pekerjaan, maka seseorang akan merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya.
  2. Merasa terbebani dengan pekerjaannya. Itu biasanya karena malas
  3. Karena ketidak mampuan
  4. Karena  faktor lingkungan yang tidak mendukung, baik lingkungan fisik seperti suasana kerja, lingkungan keluarga, dan faktor-faktor psikologis lainnya.
Solusi yang mungkin bisa membantu kita adalah:
  1. Jika faktor pertama yang menjangkiti anda, maka jadikanlah pekerjaan anda sebagai sesuatu yang dilaksanakan dengan hati nurani, ibadah dan keikhlasan. Buang rasa pamrih anda. Ada atau tidak ada pujian, ada atau tidak ada uang yang akan anda peroleh dari pekerjaan itu, anda kerjakanlah dengan profesional dan dengan hati nurani, maka ia akan terasa ringan. Niatkanlah bahwa keikhlasan itu adalah pengabdian anda pada Tuhan.
  2. Jika faktor kedua, yang menyebabkan anda tersiksa dalam pekerjaannya, maka buanglah rasa malas anda  jauh-jauh dan niatkan berja adalah ibadah.
  3. Kalau karena ketidak mampuan, anda harus belajar dan membaca buku atau aturan terkait, atau cari tahu dari situs-situs terkait dengan pekerjaan anda.
  4. Jika faktor keempat yang menyebabkan anda tidak nyaman, anda diminta untuk mampu memilah-milah perasaan psikologis anda untuk tidak larut dalam keadaan lingkungan yang tidak mendukung suasana kerja anda. Anda harus ingat bahwa seorang hidup tidak akan selalu dalam kenyamanan. Suasana bathin yang ada alami adalah dalam rangka pendewasaan diri. Seseorang tidak akan pernah lulus dan naik kelas tanpa melalui ujian.
          Beliau pun sebagai perumus diadakannya kurikulum 2013 yaitu kurikulum berkarakter karena kita semua menyadari bahwa pendidikan sesungguhnya bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) melainkan sekaligus juga transfer nilai (transfer of value). Untuk itu, penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam pendidikan merupakan pilar penyangga demi tegaknya pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, persoalan budaya dan karakter bangsa tersebut kini menjadi sorotan tajam masyarakat di berbagai aspek kehidupan, baik di keluarga, sekolah dan masyarakat. Media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, serta sosial berbicara tentang persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar dan lokakarya, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia dalam praktik kehidupan dalam masyarakat. Dalam proses pendidikan, internalisasi nilai-nilai budaya dan karakter merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya degradasi etika dan moral di kalangan remaja. Rasa kepedulian ini didasarkan pada kenyataan bahwa dewasa ini ada kecenderungan semakin merebaknya sikap perilaku remaja yang menyimpang. Keberhasilan dalam membangun karakter siswa, secara otomatis akan membantu keberhasilan membangun karakter bangsa. Oleh karena itu kemajuan suatu bangsa juga akan tergantung bagaimana karakter orang-orangnya, kemampuan intelegensinya, keunggulan berpikir warganya, sinergi para pemimpinnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah penting dalam membangun moral dan kepribadian bangsa. Pendidikan karakter seyogyanya ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

 ini adalah catatan ketika kuliah umum berlangsung dan lanjutannya saya rekam di hp sayangnya tidak dapat saya upload untuk memperkaya materi
RIA RESTI ANGGRAENI
MP 2012 B
Setelah Mengikuti Kuliah Umum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar